Adil Menolong Zalim

Cerita A. Miftahul Jan

Untuk mengisi waktu luangnya, Ki Ageng Margajul memilih ngopi bersama santri-santri. Mereka kebetulan sedang libur ngaji. Di sela-sela ngopi, beliau dawuh seperti ini: 

“Rasulullah bersabda, ‘Unshur akhaaka zhaliman au mazhluman.’ Artinya, bantulah saudaramu baik yang berbuat zalim ataupun yang dizalimi. Tentu saat itu sahabat yang mendengarnya kaget bahkan sempat protes, ‘Ya, Rasul! Kalau aku disuruh menolong saudaraku yang terzalimi itu masih masuk akal. Namun, bagaimana aku menolong saudaraku yang berbuat zalim?’

Nabi menjawab, ‘Jaga dan cegahlah ia dari perbuatan zalim! Itulah bentuk pertolonganmu.'”

***

Sejenak beliau diam dan memberi kesempatan berpikir kepada santri-santri yang ada. Darkum, teman Sidul yang paling kocak, tiba-tiba mengacungkan tangan.

“Terus hubungannya dengan kita apa, Yi?”

“Ya, kamu amalkan itu! Hafalan hadis bukan cuma untuk gaya-gayaan tok, melainkan juga untuk diamalkan. Karena orang yang memiliki ilmu tanpa mau mengamalkan akan disiksa sebelum penyembah berhala.”

“Maksud saya, arti konkret dari hadis ini yang bisa kita amalkan apa?”

“Ya, kita harus menolong semua orang yang berada di sekeliling kita. Jika ada yang dizalimi maka kita tolong. Masak, ada teman kita yang dipukulin sampai babak belur, kita diam aja? Kan harus kita tolong. Ada yang hendak berbuat zalim juga harus kita tolong. Kita cegah atau hentikan ia dari perbuatan zalim. Masak, ada teman kita yang hendak bolos pengajian kita biarkan? Kan harus kita ingatkan supaya ngaji dan dapat ilmu bareng-bareng kita.”

Darkum manggut-manggut. Ia kemudian bertanya kembali.

“Arti zalim sendiri sebenarnya apa sih, Yi?”

Darkum ini memang benar-benar tidak paham, untung saja Ki Ageng Margajul orangnya sabar.

“Zalim itu kebalikan dari adil. Adil sendiri dalam bahasa kita sering diterjemahkan tidak sesuai dengan aturan. Sebab arti dari adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sedangkan arti dari zalim adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.

Jika kamu melakukan semua aturan yang ada di pondok artinya kamu adil. Sebaliknya jika kamu sering melakukan pelanggaran di pondok berarti kamu zalim.

Paham, Nak?”

“Siap, Pak Guru!” jawab para santri serentak.

A. Miftahul Jan (19 tahun) merupakan santri Pondok Pesantren Annur 2 Malang. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: Miftah Santri Kucluk atau Facebook dengan nama: Miftah Santri Kucluk.