Aku, Musik, dan K-Popers?

Esai Elaine Zahratul Ula

Siapa yang tak kenal BTS, boyband asal Korea Selatan? Pasti semua orang tahu dan bahkan orang tua zaman sekarang juga tahu.

BTS adalah singkatan dari Bangtan Boys/Bangtan Sonyeondan.
Dulu, mereka disebut boyband yang paling miskin karena lahir di sebuah agensi kecil, yaitu Bighit Entertainment.

BTS memulai debutnya pada tanggal 6 Juni 2013 dengan membawa lagu berjudul “No More Dream”. Mereka memulai karier dengan banyaknya hujatan dari haters (pembenci?).

***

Kenapa BTS Disukai Banyak Orang?

Mereka adalah pekerja keras, itulah yang membuat aku kagum. Aku menyukai BTS karena lagu-lagu mereka yang memotivasi juga tarian mereka yang kompak.

Jujur, aku sempat dimarahi orang tua karena terlalu nge-fans (menggemari) mereka. Awalnya, nilaiku sempat turun karena terlalu fokus mengikuti girlgroup Blackpink dan Ikon.

Lalu, ketika aku mendengar makna lirik lagu dari BTS yang berjudul “Pied Piper”, aku mulai paham. Aku harus membagi waktu antara K-Pop dengan belajar.

Sempat aku meminta orang tuaku untuk membelikan Light Stick K-Pop BTS. Mungkin itu mahal harganya, tetapi aku membeli itu karena ingin menghargai kerja keras mereka. Sebagai seorang penggemar, aku menghargai jerih payah mereka dari titik paling bawah sampai puncak.

***

Tak hanya BTS, aku sering mendengar lagu-lagu dari EXO, NCT, IZONE, GFRIEND, dan lain-lain. Aku telah menjadi seorang K-Popers (penggemar musik Korea).

Semenjak aku menyukai K-Pop, aku jadi mempunyai banyak teman online maupun real life. Aku lebih merasa terbuka kepada orang lain dan lebih menghargai pertemanan. Bahkan aku mulai bisa menguasai tiga bahasa, yaitu bahasa Korea, Inggris, dan Indonesia.  Aku banyak belajar dari K-Pop untuk mengerti semangat maju tanpa melihat ke belakang dan bekerja keras walaupun banyak rintangan. 

Aku sempat kesal ketika disuruh berhenti untuk menyukai BTS oleh orang-orang di sekitarku. Mereka mengira bahwa aku hanya mengambil sisi negatif dari K-Pop. Mereka menganggap K-Pop itu tidak penting.

Aku pikir memang susah untuk berhenti menyukai K-Pop. Sejak kecil duniaku adalah musik, apalagi lewat K-Pop, aku merasa ada sedikit perubahan dari kehidupanku. 

Banyak contoh seperti di atas adalah sisi positif dari K-Pop yang aku ambil. Banyak orang mengatakan kalau K-Popers itu tidak dekat dengan tuhannya, kenyataannya aku masih ingat Tuhan, kok. Aku masih menjalankan perintah-perintah-Nya.

Banyak sekali haters di luar sana yang menghujat idol (idola) K-Pop. Aku  sempat heran, kalian menyukai musik barat, India, Arab, dan musik dari negara-negara lain, tetapi kenapa K-Pop sering dihujat?

Aku menyukai K-Pop hanya untuk menghibur diri, bukan berarti aku mengikuti semua hal yang mereka lakukan. Aku mengambil banyak sisi positif dari mereka dan membuang sisi negatifnya.

***

K-Pop Alay/ BTS Alay


K-Pop alay? Apa karena badan mereka lentur dan mereka memakai make up?
Hei, semua artis mau barat atau Korea pasti memakai make up.  Orang Korea, bibirnya mungkin sudah merah sejak lahir dan kalau dipakaikan lipstik pasti tambah merah.

Mereka alay karena gerakan dance yang dilebih-lebihkan? Setiap grup band (boyband dan girlband) itu mempunyai koreografi yang berbeda. Kalau ada gerakan yang terlihat alay, itu karena memang konsep dari koreografi mereka.

K-Popers Tidak Berprestasi?


K-Popers tidak berprestasi dan tidak ada penghasilan? Ajarannya sesat dan tidak bisa sukses?
K-Popers memang suka streaming MV (musik-video) acara-acara idol favoritnya, tetapi K-Popers juga pasti pandai mengatur waktu. Tidak seluruh waktunya diserahkan untuk K-Pop idol.

Mungkin ada sebagian dari mereka yang nilainya turun karena terlalu sibuk untuk ngee-fandom (kelompok) sampai lupa waktu, tetapi belum tentu selamanya mereka bisa begitu. Ada saatnya mereka akan berubah. 

Kata siapa mereka tidak berpenghasilan? Kami, K-Popers punya penghasilan sendiri, ada yang bekerja menjadi reseller atau apa pun pekerjaan. Kami menabung gaji dari usaha kami sendiri dan kalau sudah terkumpul banyak baru kami bisa membeli merchandise yang diinginkan.


Sesat? Enggak Bisa Sukses karena Cuma Bisa Menghabiskan Uang?

K-Popers justru jalan menuju kesuksesan karena kami belajar dari para idol untuk bekerja keras menggapai cita-cita dan impian kami. Aku memiliki mulfand (multi fandom) dan banyak belajar dari kehidupan sehari-hari idol K-Pop. Mereka rajin dan pantang menyerah dan kami akan selalu bekerja keras agar sukses suatu hari nanti.

K-Pop Lemah?


Lemah? Kalian tahu? Seberapa gigihnya mereka agar mendapat kunci kesuksesan? Kenapa kalian malah menghujat mereka? Mereka ada salah? Asal kalian tahu, para idol K-Pop itu latihan dance bukan cuma 1 jam, tetapi bisa latihan sampai satu hari. Belum lagi susahnya membuat lirik lagu, beat, dan koreografi, kalian pikir itu semua mudah?

Kami para K-Popers akan selalu saling melindungi satu sama lain, dan itulah yang membuat aku betah menjadi K-Popers. Saat aku mendengar lagu-lagu dari para idol, aku menjadi tergerak untuk maju meraih impian.

Awalnya aku sempat merasa tidak berguna dan tidak mempunyai bakat apa pun. Aku menyadari bakat tersembunyi semenjak kenal dengan musik-musik.

K-Popers Gak Ada Manfaatnya?


Jadi K-Popers itu enggak ada manfaatnya? K-Popers cuma pintar menghalusinasikan bias (aktor-aktris/anggota band) dan menghabiskan uang?

K-Popers memang pintar halusinasi, yah itu wajar. Kami, para K-Popers pasti ingin bersama atau bertemu dengan bias (anggota) suatu hari nanti. Kenyataan kalau belum tentu itu terjadi, mungkin karena itu para K-Popers jadi suka nge-haluin bias. 

Banyak sekali fanfiction (imajinasi para penggemar) yang dibuat, tetapi itu semua adalah hiburan semata. Aku pun juga suka kok nge-haluin bias.

Apa salahnya? Ini hidup kami, bukan hidup Anda.
Aku tidak peduli mereka (para aktor/anggota band) mau tahu atau tidak dengan adanya aku sebagai penggemar. Walaupun mereka enggak tahu, mereka tetap mencintai para fandom/fannya dari berbagai negara.

K-Popers itu tidak harus mengikuti acara-acara yang diadakan para idol. Mereka tidak harus mengikuti konser, acara fanmeeting, dan lain-lain. Mungkin beberapa dari K-popers ada yang selalu mengikuti acara-acara tersebut, kalau ada itu karena mereka ingin menghibur diri atau karena mereka menghargai perjuangan idol.

Jadi, K-Popers itu tidak menghambur-hamburkan uang untuk itu. Mereka mempunyai alasan tersendiri kenapa mau mengeluarkan banyak uang untuk pergi ke acara tersebut.

Di sini, aku hanya ingin menjelaskan kenapa banyak sekali yang terkena virus selain virus Corona, yaitu virus Korea. Kenapa kami sampai se-bucin itu sama K-Pop idol, dan kenapa K-Popers banyak dihujat.

Jadi, intinya kami para K-Popers mempunyai cara tersendiri untuk menyukai K-Pop, dan kami mengambil sisi positif dari K-Pop idol.

Negatif: Siap-Siap Diomelin


Selain sisi positif, K-pop juga ada sisi negatifnya. Girlband Korea banyak yang memakai pakaian yang tidak pantas, bukan hanya dari Korea saja, artis-artis barat juga banyak.

Banyak orang bilang orang Korea tidak murah senyum kalau tidak kenal, tetapi ada juga beberapa dari mereka yang sangat ramah ke semua orang.

Idol Korea juga banyak yang depresi karena banyaknya hujatan dari para netizen. Kebanyakan orang yang depresi berat akan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, seperti bunuh diri, melukai diri sendiri, dan lain sebagainya.

Ada beberapa perubahan pada diriku ketika menjadi K-Popers. Kata beberapa anggota keluarga setelah jadi K-Popers, aku jadi jarang senyum dan terlalu fokus ke Korea. Mereka bilang aku jadi lebih pendiam dan jadi lebih sering menonton Korea.

Mama sempat menyita buku-buku atau hal-hal yang berbau Korea milikku. Itu karena aku akan ujian dan nilaiku turun gara-gara lebih sering streaming Korea. Guruku juga sempat marah karena aku selalu bahas artis-artis Korea di sekolah. Aku hampir kena hukum gara-gara ngobrol saat pelajaran.

Aku pikir memang betul kata Mama, makanya aku sedikit demi sedikit mengurangi Korea. Lalu, aku bangkit dan menunjukkan pada Mama kalau aku bisa suka K-Pop dan juga menjalankan saran dan perintah Mama.

Hidup K-Popers! 

***

Elaine Zahratul Ula (11 tahun), siswa kelas 6 SDIT Salsabila al-Muti’in, Yogyakarta. Ia tinggal di Bantul, Yogyakarta. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: clauelaine_.