Jiro dan Komet Kiamat

Cerita Isy Dzamar Farros (12 Tahun)

Di sore hari, ada seorang anak yang lahir bernama Jiro. Anak itu lahir dengan keadaan normal. Ketika kelahiran Jiro, ada sebuah kejadian yang sangat luar biasa. Sebuah komet yang terbagi menjadi beberapa bagian. Komet itu meluncur tepat di atas rumah sakit.

Seketika, Jiro menangis.  Tiba-tiba semua di sekitarnya menghilang. Keadaan menjadi gelap dan sunyi. Jiro dapat diselamatkan oleh seorang kakek. Sebenarnya kakek tersebut juga terkena musibah, meskipun terluka ia sempat menyelamatkan Jiro.

Paginya kakek itu membawa Jiro ke sebuah gedung yang masih berdiri walaupun setengah runtuh. Kakek itu menjaga Jiro dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Kakek itu berjalan-jalan menyusuri kota untuk mencari makanan agar mereka bisa makan.

***

Hari telah berlalu, dan kota sudah tertata kembali. Setelah 20 tahun berlalu, Jiro sudah mulai dewasa dan kakek itu mulai sakit-sakitan. Kakek itu tak sanggup untuk berjalan.

Pada suatu hari, sakit yang diderita oleh kakek semakin memburuk. Ia sudah tidak sanggup untuk berdiri.

“Kakek, kenapa?”

“Aku kelaparan,” lalu kakek itu terdiam.

Jiro memegang pergelangan tangan kakek itu dan tak ada denyut darah mengalir dalam nadinya.

”AAAAAAAAAAAAKKKKKHHHHHHHHHHHHH,” Jiro menangis tanpa henti.

Setelah itu, Jiro mengubur kakeknya yang sudah dianggap seperti kakeknya sendiri. Di sebuah lahan kosong dekat bangunan tua bekas pertama kali mereka tinggal.

Akhirnya, Jiro pulang dengan penuh kesedihan. Ia tidak tahu pulang ke mana. Saat dia berjalan mencari jalan pulang, ia melihat seorang perempuan. Tampak sebuah siluet seorang perempuan cantik di hadapannya.

Setelah itu, setiap hari Jiro mencari sosok perempuan itu. Pada malam hari, ia melihat sebuah cahaya di dalam rumah pohon. Jiro melihat sosok perempuan yang sejak kemarin ia cari.

Setelah bertemu, mereka berdua saling bertatapan. Di malam yang sama, di waktu yang sama.

***

Isy Dzamar Farros (12 tahun) merupakan santri Pondok Pesantren Bumi Cendekia, Sleman D.I. Yogyakarta. Ia berasal dari Karanglewas, Kutasari, Purbalingga. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: @isydzamarfarros.