Berkah Seorang Santri

Cerita Oong Setiawan

Pukul empat sore, suasana di pesantren terasa sepi. Ahmad berlari dengan tergesa-gesa menuju aula. Di aula tersebut, seluruh santri berkumpul untuk mengaji kitab bersama Pak Kiai Zahroni (pengasuh pesantren).

Setelah sampai di depan aula, Ahmad bertemu dengan Ustaz Irkham.

“Kenapa telat?” tanya Ustaz Irkham.

“Maaf Ustaz, tadi saya ketiduran,” balas Ahmad.

“Cepet masuk! Nanti bakda salat Isya temui saya!”

“Iya, Ustaz,” balas Ahmad dan segera masuk ke aula untuk menyusul ngaji-nya yang telat.

***

Pukul delapan malam bakda salat Isya, Ahmad menuju ke kamar pengurus untuk menemui Ustaz Irkham.

“Assalamualaikum,” ucap Ahmad.

“Waalaikumsalam, kamu yang tadi telat ngaji, kan?” balas Ustaz Irkham.

“Iya, Ustaz, maaf tadi saya ketiduran di kamar,” balas Ahmad.

“Enggak dibangunin sama teman sekamar?”

“Enggak tahu, Ustaz.”

“Mungkin sudah dibangunin tapi kamunya yang susah dibangunin.”

“Mungkin, Ustaz.”

“Sekarang kamu saya beri takzir membersihkan aula.”

“Baik, Ustaz.”

“Jangan lupa dipel.”

“Baik, Ustaz. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

Malam itu Ahmad pun membersihkan aula tersebut sendirian. Aula tersebut berada di samping ndalem atau rumah Pak Kiai Zahroni sehingga Ahmad  terlihat dengan jelas dari ndalem tersebut.

“Kenapa kamu sendirian di sini?” tanya seseorang dari arah belakang Ahmad.

Ahmad pun kaget ketika berbalik badan, ternyata kiainya sendiri yang bertanya.

Ahmad pun langsung mencium tangan kiainya tersebut.

“Saya sedang menjalankan takzir, Pak Kiai,” jawab Ahmad dengan nada sopan.

“Kenapa dapat takzir?” tanya Pak Kiai.

“Tadi saya telat ngaji sore, Pak Kiai,” jawab Ahmad.

“Kalau begitu kamu saya beri tugas.”

“Nggih, Pak Kiai”

“Tolong jagakan tongkat saya selama 3 hari, jangan sampai hilang.”

“Nggih, Pak Kiai,” jawab Ahmad mantap.

Akhirnya Ahmad pun diberi amanah oleh kiainya untuk menjaga tongkat tersebut.

***

“Hey, itu kan tongkat Pak Kiai?” tanya Aziz.

“Iya, saya diberi amanah untuk menjaganya,” balas Ahmad.

“Wah, beruntung kamu, Mad!”

“Beruntung kenapa?”

“Rezeki santri itu datang dari mana saja, salah satunya adalah melalui rida guru. Jika kamu berhasil menjalankan amanah Pak Kiai, insyaallah kamu dapat rida guru dan barakahnya.”

“Bener kamu, Ziz! Barakah pun termasuk rezeki santri.”

 

***

Oong setiawan ( 18 tahun), merupakan santri Pondok Pesantren Al-Jauhar Gunungkidul. Penulis dapat ditemui lewat Facebook dengan nama: Kawula Alit.