Cerita Hebba Mohammad Alhan
Memasuki bulan suci, umat Islam bersukacita menyambut Ramadan 1441 Hijriah dengan penuh keimanan. Bulan Ramadan adalah bulan turunnya Al-Qur’an. Umat Islam dapat menghapus kesalahan atau terampuni dosa-dosa yang telah lalu. Para malaikat turun dari langit menebar keberkahan di bumi.
Aku merasa gembira juga bersuka ria. Aku menyiapkan peralatan salat berupa sajadah, peci, dan Al-Qur’an untuk tadarus. Lalu sungkem kepada Ibu dan Bapak.
Sahur pertama, Ibu menyediakan lauk ayam goreng crispy. Ibu sangat baik, cantik, dan rendah hati. Ibu memiliki hati yang mudah tersentuh. Kenapa aku menyebut hatinya mudah tersentuh?
Pada suatu hari, aku membuatkan roti goreng rasa abon dan cokelat. Tiba-tiba, ibuku menangis melihat apa yang aku lakukan. Ibuku memakan roti buatanku, meskipun agak gosong.
“Memang harus belajar memasak lagi, hehehe,” bisikku dalam hati.
***
Hari pertama puasa, aku merasa lemah. Perutku terus berbunyi, melantunkan lagu keroncong tanpa syair. Tiba-tiba, abangku meminta diriku untuk membantu membuat video berjudul “Ekspetasi vs Realita”. Tidak terasa, waktu menunjukkan pukul 16.21 WIB. Hasil videonya sangat memuaskan. Lalu, abangku mem-posting di Instastory miliknya.
Ibuku pulang dari tempat kerja ketika aku dan abangku merapikan alat-alat untuk rekaman video. Ibuku bekerja di Paud Pandan Wangi sebagai kepala sekolah. Setelah itu, Ibu menaruh tas ransel yang tak pernah lepas dari punggungnya. Ibu segera bergegas ke dapur untuk memasak makanan berbuka puasa malam ini.
Melihat ibuku memasak sendirian, aku tidak tinggal diam. Aku membantunya memasak. Ibu memasak cumi-cumi, tempe, dan sambal terasi. Selesai memasak, aku menyiapkan piring-piring dan sendok. Aku tergoda dengan masakan yang mulai ditata di piring.
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya azan Magrib berkumandang. Aku bergegas mengambil nasi dan lauk-lauk. Aku dan keluargaku berbuka puasa bersama-sama.
“Yey, aku bahagia sekali,” teriakku dalam hati.
Meskipun Ramadan kali ini ada wabah virus corona, aku harus tetap semangat menunaikan puasa. Begitulah kata Ibu memberikan nasihat kepadaku dan abangku. Oleh karena itu, aku sangat menyayangi dan tak pernah menolak perintah Ibu.
***
Hebba Mohammad Alhan, santri kelas 7 SMP Pesantren Bumi Cendekia Yogyakarta. Penulis berasal dari Secang, Sandon, Madyocondro, Magelang. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: lol_plukz.