Puisi Amelia Cahya Ramadhani
Bahagia di atas luka
Lelah yang membuatku semangat
Tangis yang berujung tawa
Kini kurasakan sekarang
Jalan berliku, kutelurusi dengan syahdu
Dengan langkah gontai, tuk menembus angan-anganku
Wahai nasibku …
Apakah duka dan tangis yang kugenggam?
Sungguh aku terpikirkan
Dengan seribu pertanyaan di angan
Wahai dunia dan semesta
Aku terpuruk akan dosa-dosa
Aku tersesat dengan nafsu semata
Aku tenggelam dalam perbuatan murka
Sungguh kesedihan membuat akal terpana dan tak berdaya
Air mata terus mengalir
Membasahi pipi dan jatuh ke badanku
Tuk mencari cahaya mencerahkan diri dan hati
Hingga akhirnya aku tersadar
Bahwa seseorang pasti mengalami kesengsaraan
Kini aku bangkit dengan hati gembira
memasuki tempat yang menyinarkan sebuah cahaya
Cahaya dikirim oleh Tuhan Yang Maha Esa
Dan disukai oleh malaikat-malaikat-Nya
yaitu kau, kau yang kucinta
Pondokku, Pondok Pesantren Nahdlatusy Syubban Dua,
Kini tugasku adalah menjagamu
Menjaga dengan segenap ilmu dan akhlakku
Wahai pesantren yang aku kagumi
Akan kujaga pagar nasionalisme ini
Akan kurawat budaya luhur yang tertancap di tanah ini
Akan kubimbing keimanan suci hati ini
Dan akan kuhempas arus globalisasi
Tuk kejayaan di masa depan nanti
Aku adalah kita
Kita yang terus bersama
Bersama membangun bangsa Indonesia
Dan mencari bekal memasuki gerbang surga
Kita Santri!!
Santri yang mempunyai keteguhan hati
Santri yang selalu membaca kitab suci
Santri yang selalu solat dengan rinci
Dan dikagumi di bumi dan akhirat nanti
Terima kasih pesantren kecilku
Karnamu, aku menemukan sebuah jalan
Jalan kecil dengan suasana menyejukkan
Dan membuatku tersenyum menyamankan keadaan.
Akan kuperlihatkan kepada semua orang
Bahwa aku bangkit dari kesengsaraan
Menjadi santri putri yang beriman
Untuk santri putra yang taat, calon suami idaman
***
Amelia Cahya Ramadhani (15 tahun) merupakan santri Pondok Pesantren NAHDLATUSY SYUBBAN 2. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: @ameliachya._