I Love You Mom!

Cerita Elaine Zahratul Ula



“CLARA, AYO BANGUN!!”

Lagi-lagi itu teriakan Bunda. Aduh, pagi-pagi Bunda sudah marah-marah. Aku bergegas keluar sebelum Bunda marah lagi pagi ini. Seperti biasa, aku pasti diogomeli oleh Bunda dan Bang Zeegan.

“Iya Bun, Ara dengar kok!”

Aku berjalan menuju kamar mandi. Setelah mandi, aku ke bawah untuk menonton boyband kesukaanku.

Tiba-tiba …

“Clara, ke sini sebentar!” ucap Bunda dari dapur.

“Huft, mungkin masalah tadi belum selesai,” gumamku.

“Kenapa, Bun?”

“Hari ini Bunda akan ada tugas di Jogja. Mungkin sebulan lagi Bunda pulang. Kamu jaga diri baik-baik, ya!”

Bunda memelukku kemudian Bunda pergi menaiki mobil. Dalam hati aku bersorak! Tidak ada lagi omelan. Aku segera ke kamar dan menonton drama sepuasku.

***

Malam harinya, aku ada les bahasa Inggris di sekolah. Biasanya Bunda yang mengantarku, tetapi kali ini tidak.

“Bang, tolong antar Clara ke sekolah!” ucapku di depan kamarnya.

Tak ada sahutan, lalu aku buka pintu kamarnya.

“Bang Zeegan?” Ternyata tidak ada Bang Zeegan di kamarnya. Dan aku melihat sepucuk surat di dekat kasur.

Isinya:

Clara, Abang ada kamping sekolah 3 hari.

Kamu jaga rumah, jangan berantakin kamar.

-Bang Zeegan


“Oh, jadi dia pergi kamping?” Aku hanya ber-ooh panjang.

Sekarang hanya aku dan pembantu di rumah. Rumah menjadi sepi, tetapi aku tidak peduli.

***

Keesokan harinya.

“Hoam!” Kubuka mataku dan kulihat jam dinding menunjukkan pukul 12 siang.

What? Aku tidur selama ini? Bunda ke mana?”

Aku berjalan ke bawah, sungguh aku sangat lapar.

“Makanan? Kok enggak ada makanan?” Aku bergegas ke kamar Bang Zeegan dan ternyata dia tidak berada di rumah.

“Terus aku makan apa?” Aku balik ke kamar dan mengambil snack kesukaanku.

“Aduh, banyak semut. Ah, biarkan saja nanti juga pergi!”

Aku mengambil novel dan membacanya sambil memakan snack. Setelah membaca, aku sangat mengantuk padahal tadi niatku ingin membersihkan kamar.

“Ah, nanti saja dibersihkannya.”

***

Saat sore harinya.

“Clara!! Ini kenapa kamar seperti kapal pecah?” Bang Zeegan masuk ke kamarku dan melihat semuanya. Sampah snack di mana-mana, semut, dan kotoran bekas snack tadi.

“Bang Zeegan sudah pulang? Katanya mau menginap tiga hari?” tanyaku basa-basi.

“Aduh, Clara. Itu tidak penting. Sekarang kamu harus bersihkan kamarmu!”

Aku mengangguk lemah. Setelah itu kubersihkan sampah-sampah yang berserakan.

“Aduh, banyak sekali sampahnya!” 

Setelah kubersihkan, semua badanku sakit. Ternyata begini rasanya jadi Bunda. Pasti Bunda lelah kalau harus membersihkan kamarku. Ya, begitulah hari-hariku tanpa Bunda.

Membersihkan kamar, mengepel, menyapu, dan pastinya bangun kesiangan. Aku sering melihat Bunda memijiti tangannya, mungkin Bunda lelah. Ya, aku menyesal karena telah merasa senang Bunda tidak ada di rumah. Ternyata tidak ada Bunda semuanya jadi berat.

***

Sebulan kemudian. 

“BUNDAA!!!” teriakku histeris ketika Bunda datang.

“Wah, Claranya Bunda sudah mandiri, ya?” Bunda memelukku.

“Bunda tau tidak? Ternyata kalau tidak ada Bunda, semuanya berantakan.”

Bunda terkekeh, lalu aku menceritakan semuanya. Ya, sebelumnya aku sangat tidak suka dengan sifat Bunda. Namun, aku menyadari kalau Bunda seperti itu karena sayang padaku. Bunda dan Ayah bekerja keras untuk kami. Mereka telah gigih merawat kami hingga sebesar ini.

I love you, Mom!


Sekian. 

***
Elaine Zahratul Ula (11 tahun), siswa kelas 6 SDIT Salsabila al-Muti’in, Yogyakarta. Ia tinggal di Bantul, Yogyakarta. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: clauelaine_.