Puisi Lareina Helga Azalia Maritza (13 Tahun)
Ia pada Kalanya
Di kala angin tak membelai dalam sayupan
Ia berjalan di atas segala angan-angan
Menjumlahkan ribuan harapan
Yang tak pernah diimpikan
Ia melangkah menyusuri kefanaan
Menantang seluruh yang hendak diinginkan
Menunggangi segala kesetiaan
Menyanjung apa-apa dalam naungan
Di kala alang terkulai dalam kenangan
Ia sunyi laksana air dalam lukisan
Mengalir dalam buai pujaan
Berdebur dalam kesenjangan
Ia diam mencari jawaban
Meniti masa tuk meluapkan
Memandang tuk memaku dalam ingatan
Mendengar tuk merekam dalam keraguan
Di kala karang tak dihantam kesendahan
Ia menunggang berpacu keporahan
Mengacungkan ambisi tak terbantahkan
Bertaruh akan nikmatnya kemenangan
Ia bentengi kata penyesalan
Di lain ia tahu bahwa akan datang kematian
Balasan dari setiap putra yang ia taklukan
Namun inilah sejatinya pertarungan
Tanpa pasukan ialah seorang penantang
Tanpa mahkota ialah seorang penandai karang
Tanpa kasih ialah seorang quar dalam perang
***
Siratan Legenda
Ada kala mentari terbenam
Angkasa senja menilik malam
Ketika pandang terlunglai suram
Ia siratkan dendam di pesisir kelam
Tatapnya tajam pandangnya dingin
Mengucap sumpah bertakhtakan angin
Ia bariskan seribu kata ingin
Penuhi hasrat berbalut kain
Di tengah gulita ia tak buta
Atas sesal ia pandang sebelah mata
Di kala ia berkata
Alam tunduk atas tabu pemilik takhta
Ia bergerak laksana fairahai
Ia memimpin laksana torahai
Ia menunggang laksana kuirohai
Ialah quar Anthravai
Lareina Helga Azalia Maritza (13 tahun) merupakan santri Pondok Pesantren Bumi Cendekia. Ia merupakan siswa kelas 7 SMP Bumi Cendekia dan tinggal di Jl. Bungurasih Dalam No. 11, Waru, Sidoarjo. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: @lz.zhyo_99.