Malas Sekolah

Cerita Tsalitsa Halwa Tsuroyya

Hari Minggu adalah hari libur. Orang-orang dibuat malas melakukan aktivitas. Ada yang memilih berlibur, ada pula yang memilih di rumah saja. Mereka melepas lelah setelah hari-hari sebelumnya penuh dengan aktivitas.

Begitu pula dengan salah satu temanku,  namanya Aris. Sudah beberapa hari ini, Aris tidak masuk sekolah. Guru dan teman-temannya kebingungan karena Aris tidak mengirimkan surat izin.

Suatu hari, Aril berpapasan dengan Aris. Lalu, Aril bertanya kenapa dia tidak masuk sekolah

“Ris, kenapa beberapa hari ini kamu tidak berangkat sekolah?” tanya Aril.

“Aku malas berangkat ke sekolah. Aku memilih untuk membantu bapakku di kebun.”

“Ya jangan begitu. Sekolah itu bayar loh, Ris. Menuntut ilmu itu jangan kamu sepelekan begitu saja, Ris,” jawab Aril.

“Sudahlah, Ril, aku sudah memutuskannya,” Aris mencoba menimpalinya.

Melihat gelagat dari Aris, Aril memutuskan untuk melaporkan ke pihak sekolah. Dia mengabarkan alasan kenapa Aris tidak berangkat sekolah kepada wali kelas mereka.

“Bu, ternyata Aris tidak berangkat ke sekolah karena dia membantu bapaknya di kebun. Dia juga sudah tidak semangat untuk berangkat ke sekolah lagi,” Aril menjelaskan pada wali kelasnya.

Kemudian wali kelasnya pergi ke rumah Aris. Beliau berusaha membujuk Aris agar mau sekolah lagi.

“Ris, luluskan sekolahmu ini, tinggal satu tahun lagi. Rugi kalau kamu tidak meneruskannya. Banyak anak-anak di luar sana yang ingin sekolah, tetapi belum terkabul. Bahkan untuk makan sehari-hari mereka harus bekerja keras,” jelas wali kelasnya.

Kemudian Aris sadar dan akhirnya ia mau berangkat sekolah. Dia diantar bapaknya sampai ke sekolah. Di dalam perjalanan menuju sekolah, dia melihat anak-anak yang mengamen untuk kelangsungan hidupnya.

“Alangkah beruntungnya aku, masih memiliki fasilitas yang lengkap tapi masih bermalas-malasan sedangkan mereka yang harus mengamen di pinggir jalan raya untuk mencapai cita-citanya,” gumamnya dalam hati.

***

Tsalitsa Halwa Tsuroyya (13 tahun), merupakan siswa kelas 6 MI AL-ISHLAH. Santri Pondok Pesantren Mafatihul Hidayah Tulungagung dan berasal dari Dusun Tiudan, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Jawa Timur. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: @halwasalisa_.