Mondok Itu Keren!

Cerita Yurisna Matsna Maulida (15 tahun)

Aku hidup di daerah Kadisoka yang sangat minim dengan yang namanya santri. Dari situ aku mulai penasaran, bagaimana sih rasanya menjadi santri. Awalnya aku ragu. Dulu aku pernah merasakan rasanya menjadi santri, tetapi hanya 5 bulan. Kenapa tidak sampai satu semester? Karena di pesantren tersebut aku mengalami diskriminasi. Aturan senior-junior sangat diberlakukan. Akibatnya, aku dan teman-teman yang junior banyak mendapatkan bully-an. Pengalaman ini membuatku ragu menjadi seorang santri.

Keraguan itu ternyata kalah dengan tekadku, selain untuk mematangkan ilmu agama, aku memiliki cita-cita untuk menjadi hafizah (penghafal Al-Qur’an). Setelah berdiskusi cukup lama dengan orang tua, akhirnya aku pun memutuskan untuk mondok kembali. Kali ini di pesantren yang berbeda. Setelah melalui beberapa proses, akhirnya aku resmi menjadi santri. Awal masuk pondok ini, aku merasa berbeda. Di sini semua pengurus dan santri-santri ramah. Tidak ada yang namanya diskriminasi antara junior dan senior.

Hari-hari pun berlalu. Di sini aku mendapat banyak pelajaran: bagaimana hidup sederhana, hidup mandiri, dan banyak lagi. Di sini aku merasakan kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat erat. Di pondok aku juga mendapatkan ilmu baru dan insyaallah bermanfaat bagiku. Aku juga senang dengan program-program yang berjalan. Dari program tersebut, impianku menjadi seorang hafizah insyaallah bisa tercapai.

Mungkin di pikiran orang lain, pondok itu katrok, padahal sesungguhnya pikiran itu salah. Kita di pondok justru diajari beberapa ilmu agama yang kadang tidak diajarkan di sekolah formal. Di pondok kita bisa merasakan arti kehidupan. Di pondok banyak sekali ilmu yang didapatkan. Mungkin orang lain juga berpikir pondok terlalu mengekang, padahal semua peraturan yang diberlakukan di pondok itu sangat penting. Dengan semua peraturan itu, kita diajari menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kita juga dilatih memiliki sifat amanah (bisa dipercaya) dan dapat melakukan tugas yang diberikan. Jadi, jangan pikir berada di pondok itu tidak menyenangkan. Jangan kira mondok itu katrok. Dengan di pondok, kita justru mendapatkan ilmu lebih dari orang lain. Walaupun di pondok itu berat, tetapi percayalah semua itu ada hikmahnya.

Maka dari itu, jangan segan dan sungkan untuk masuk pondok. Di pondok itu menyenangkan. Akan banyak pengalaman yang kalian dapatkan dari pondok. Sekali lagi, pondok itu keren! Ndak katrok dan juga ndak berat.

*katrok: orang yang memiliki sedikit ilmu.

***

(ed: Du)

Yurisna Matsna Maulida (15 tahun) adalah santri di Pesantren di Pesantren Al-Ikhlas, Berbah, Sleman. Penulis bisa dihubungi melalui akun Instagram @yusrin_m.m.