Puisi Dyah Ayu Pitaloka
Santriku
Di kala itu aku juga santri
Menatap rindu kasih belaian tua itu
Tak dinampakkan wujud panutan
Hingga melankolis kadang kita rasa
Muda, tua datang membawa tujuan
Hantaran benih penerusku
Sungguh haru rasaku
Terasa menggelitik semangat itu
Dia santriku
Kuat banting tak digugu
Tapi hantaran suci slalu dibawanya
Menjadi tujuan hidup terarah
Aku bangga mereka menjadi penerusku
Tak lagi kusedihkan bebanku itu
Hingga kutahu di mana ku memulainya
Hingga juga menjadi penutupnya
Ingat doaku slalu terselubung tuk kalian
Di saban sujud tuma’ninah itu
Agar kalian sukses dunia akhirat
Membawa sejuta harapan umat terarah
***
Penjara Suci
Awal semua cerita perjalanan diri
Merajut besi pembatas kusi
Hati yang terserang berbagai haluan
Isyarat rindu bergejolak menemani
Pagar-pagar besi tak tampak ini
Menoreh lukisan nyanyian abadi
Menyelimuti awak gemutuk di hati
Menapak syurga ilahi
Nderes nderes nderes …!
Awal kubelajar mengenal A, Ba, Ta
Kulalui rongga mata tak berkesudahan
Menatap lantunan ayat-ayat suci
Di sini kumulai melangkah
Agarnya ku terhindar dari hal dunia
Ku dikenal dengan berbagai keadaan
Tapi tak apa semua itu pasti ada hikmahnya
Walau penjara ini sebagai jarak
Bukanlah menjadi penghalang doa kerinduan
Pada orang kesayangan …
Bahwasanya hanya inilah yang bisa kubuat
***
Tokohku
Jubah itu …
Kopiah itu …
Sarung itu …
Tasbih panjang itu tak jauh dari genggaman tangan
Jalan bersih murid menepi
Ustaz, Ustaz, Ustaz …!
Semua mata tertunduk padanya
Rasa hormat itu tak lepas dari keberadaannya
Ya, memang begitu kuwujudkan trima kasihku
Tapi kapan lagi terjadi
Bila semua ini tlah usai?
Entah kapan lagi mata ini tertunduk khidmat padamu
Hanya sepatah berpatah kata yang kami berikan …
Ustaz kami rindu akan semua tentangmu …
***
Dyah Ayu Pitaloka (17 tahun) merupakan santri Pondok Pesantren AL MIFTAH MLANGI Yogyakarta. Penulis dapat ditemui lewat Facebook dengan nama: Dyah Ayu Pitaloka atau Instagram dengan nama: @dyahayupltk_.