Puisi Lusi Hanasari
Cinta-Mu yang Mahaagung
Wahai Kekasihku
Engkau tahu betul cintaku begitu kotor
Ketika memuja cinta-Mu yang Mahaagung
Debu yang lekat dalam diriku
Tak pantas menerima kasih-Mu
Cinta-Mu tak bertepi
Cinta-Mu tak berujung
Cinta-Mu tak berukur
Kau begitu dekat, melebihi darah dan nadiku sendiri
Engkau tahu,
Dosaku tak berkadar
Kilau jiwa pun terus memudar
Imanku yang selalu hambar
Tetapi kelembutan cinta-Mu
Tak pernah hilang dan pudar
Bagi diriku yang selalu kesasar
Dari jalan-Mu yang benar
Maka bagaimana aku bisa menaruh rindu
Selain diri-Mu
Ketika setiap detik, menit, jam
Dan setiap hari-hariku
Engkau
Selalu menebar cinta
Kepada umat manusia
***
Payung Doa
Jika cinta dan rindu tak pernah kau dengar lagi
Doaku akan selalu setia
Memeluk jiwamu
Di setiap sunyi
Di setiap malam menyendiri
Biarlah lantunannya
Mengalir menujumu
Menjadi payung
Sebagai bait-bait rindu
Yang melindungimu
Dari gaung waktu
Akan kubisikkan dari kejauhan
Jangan kau risaukan
Karena Tuhan adalah sebaik-baik tempat sandaran
***
Rahasia Hujan
Hujan begitu merdu
Menyanyikan rintiknya pelan-pelan
Sederas apa pun alirannya
Semenyakitkan apa pun derasnya
Ia tetap menghadirkan kelembutan
Dan secara rahasia menebar harapan
***
Surat Kecil untuk Sahabatku
Aku ingin menjadi air
Yang mengalir dari semua tempat yang berbeda
Meski begitu ia tetap sabar dan ikhlas menuju muara
Dengan suara gemerciknya ia mengalunkan kelembutan dan ketenangan
Dengan kesabaran tiap tetesnya
Ia mampu memberi lubang
Pada batu yang keras
Dan pada akhirnya sang air
Mampu mengalirinya
Terima kasih untukmu
Sahabatku
Yang selalu mendukungku
Maafkan aku tidak bisa membalas kebaikanmu
Hanya surat kecil ini yang mampu mewakilkan
Betapa sangat besar rasa syukurku pada Tuhan
Memberi persahabatan
Yang tak akan pernah tergantikan
***
Lusi Hanasari (21 tahun) merupakan santri Pondok Pesantren Baiturrahman. Penulis dapat ditemui lewat Facebook dengan nama: Lusi hanasari.