Puisi-Puisi Mohammad Cholis

Puisi Mohammad Cholis

Kotheka

Jika kau tetap begini
Maka aku akan mencintaimu seperti ini:

Jadi, pada nyala api
Aku gambar wajahmu yang bersembunyi
Di belakang bayanganmu sendiri, Sri!

Lalu, aku letakkan bibirku pada sebatang cerutu
Sebagaimana dahulu pernah aku tempelkan di keningmu
Saat di mana kau masih utuh disusun waktu

Pelan-pelan api mendaki, Sri!
Ini bukan lagi puisi dan ruang paling abadi
Tapi ini tentang ribuan mimpi kita yang bakal terjadi

Di setiap gumpalan asap itu
Yang sengaja mendobrak pintu jantungku
Kuharap ia mampu menyelamatkan segala rindu

Satu lagi, Sri!
Sisa abunya akan aku letakkan di belakang tubuhku
Agar kau terpelanting-pelanting mengejarku
Yogyakarta, 2020

*Kotheka merupakan salah satu kepercayaan orang di Madura dalam menyiasati suatu hal untuk bisa jatuh kepada dirinya.

***


Kemarilah

Kemarilah, Sri!
Duduklah di sampingku
Aku akan menceritakan tentang sejumlah puisiku
Yang sudah tak mampu lagi menulis tentangmu
Tentang abjad-abjad yang kehilangan alasan
Kenapa memilih bersujud memanggil Tuhan

Kemarilah, Sri!
Duduklah di sampingku
Dan ajari aku cara membunuh kegagalan
Yogyakarta, 2020

***


Menunggu Subuh

Selaput mata serasa memikul batu
Canggah kepala pelan-pelan ikut rapuh

Kata-kata masih berantakan di meja puisi
Tanganku mulai kaku diredam sepi
Secangkir kopi pun kehilangan imajinasi
Dan aku teguh menanti, karna-Mu Kekasih!

Sebentar lagi bulan akan segera padam
Malam akan membelah dadanya
Seperti mana dahulu para malaikat
Menyucikan dada Mohammad
Yogyakarta, 2020

***


Epilog Malam

Tak kulihat lagi ciuman angin
Pada rerimbun kening daun-daun
Rembulan pun pucat
Setelah bayang-bayang telanjang
Memeluk langit dengan gamang

Jalan-jalan sudah kelelahan
Sementara sunyi membujuknya pulang
Tanpa menawarkan sedikit sandaran
Meski hanya pada pundak kenangan

Sebelum malam menjadi matang
Dan tangan pagi memetiknya di dasar hati
Izinkan aku memanggil namamu berkali-kali
Yogyakarta, 2020

***


Menulis

Menulis, 
Seperti dalam rerimbun hutan
Dan kata-kata liar berloncatan
Dari ranting ke ranting
Celakanya, bila ia tak kutangkap
Mereka akan menjelma sosok pembunuh yang kejam
Yogyakarta, 2020

***

Mohammad Cholis lahir di Kampung Telenteyan, Longos, Gapura, Sumenep. Alumni di PP. Annuqayah daerah Lubangsa Raya. Sekarang aktif menulis di Garawiksa Institute Yogyakarta.