Puisi Muhammad Saukani
Kita Sahabat Santri
Terlantun ucapan manis
Antara,
Siluet membentang yang tak mampu terkikis
Akara temu hingga tak bisa menepis
Bersama menarik lintang di angkasa
Peluk gemintang warnai buana
Kita …
Tentu bukan pemain cerita sandiwara
Bukan pula pemeran fiktif belaka
Namun, kita adalah sahabat santri
Saban hari senyum seri
Demi jati diri yang harus diperbaiki
Kepada sang Ilahi
Bersama memakna kata
Di setiap jiwa yang terbelenggu
kesenangan dunia
Inilah kita,
Sahabat yang tak kenal waktu
Berbagi hari demi tuntutan ilmu
Amuntai, 07 Mei 2020
***
Di Antara Gemintang
Di bibir gelas kopi terbingkai ucapan hati
Sebuah mimpi yang tidak dapat dimungkiri
Kuberi embusan angin
Sembari bertanya pada jati diri
Mengaduk …
Percakapan biasa menjadi berbuah pahala
Rasa bahagia di antara arah kata
Tentulah terdapat duka
Retisalya berkecambuk
Semua tercampur dalam ruang pelipur
Seteguk air awal senja
Siluet terekam seakan meraba
Ruang itu menjelma menjadi iba
Di sanalah arkais ditanya
Kopi pahit tetap kuminum
Semoga rasanya bantuku tersenyum
Hingga mampu mengubah
Menjadi sedetik hitam malam
Tak terkira …
Di antara gemintanglah
Mata indahnya dikerlingkan
Mencandai bulan
Seraya menyunggingkan senyum indah
Menebar pesona malam
Menyemai cakrawala anggun jagat raya
Dimulai dari kumandang azan
Semua berdiri serentak
Kusempurnakan atma dalam setiap rakaat
Dari awal hingga akhir
Adorasi yang tak dapat terukir
Dalam setiap untaian doa
Tercapai kelapangan dada
Amuntai, 07 Mei 2020
***
Muhammad Saukani (18 tahun) adalah seorang penulis pemula. Ia santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Amuntai Tengah, Kalimantan Selatan. Penulis dapat dijumpai di Instagram dengan nama: @muhsaukani.16.