Saatnya Ramadan di Rumah

Cerita Humania Rahlil Alam

Ramadan tahun ini dimulai pada hari Jumat, 24 April 2020. Alhamdulillah, sudah empat tahun, aku puasa penuh alias tidak lagi “puasa beduk”.

Saat tiba waktu sahur, aku paling suka makan nasi dengan tempe goreng. Aku makan dengan lahap sampai kenyang agar saat berpuasa nanti aku tidak kelaparan.

Setelah sahur, aku suka menonton sinetron “Preman Pensiun” di televisi untuk menunggu waktu imsak. Ketika datang waktu imsak, aku minum air putih yang banyak agar saat berpuasa nanti aku tidak kehausan.

Setelah terdengar suara azan Subuh, aku salat Subuh. Biasanya sebelum ada pandemi Covid-19, aku selalu salat berjemaah di masjid, tetapi sekarang, aku salat berjemaah di rumah bersama keluarga.

Sehabis salat Subuh berjemaah, aku bersama Ayah, Bunda, Mas Abim, dan Adik membaca Mujahadah Rotibul Haddad. Kami bergantian memimpin, terkadang Ayah, Bunda, Mas Abim, juga aku sendiri.

Selesai mujahadah, biasanya aku dan Mas Abim membantu Bunda membersihkan rumah. Aku menyapu atau mengepel lantai dan kakakku mencuci piring.

Pukul 07.00 aku mulai mengerjakan tugas dari sekolah. Di bulan puasa, tugas sekolah setiap harinya adalah setoran hafalan Al-Qur’an kepada Pak Fauzan selaku guru tahfiz .

Pada pukul 09.30, biasanya kami sekeluarga berjemur di bawah matahari pagi agar menambah kekebalan tubuh dan sehat. Aku, Mas Abim, dan adek-adekku berjemur sambil bermain pasir di belakang rumah. Beberapa menit kemudian setelah selesai berjemur aku, kakakku, dan adikku segera mandi pagi. Aku mandi. Aku pasti keramas karena ketika bermain pasir badanku kotor. 

Aku bermain game bersama kakakku untuk menunggu waktu zuhur. Kami bermain game secara bergantian, sampai terdengar suara azan Zuhur dan bersiap-siap untuk salat berjemaah.

Siangnya, aku tidur siang sampai pukul 14.00. Bangun dari tidur siang, aku menonton televisi sampai sore. Baru setelah itu aku mandi sore.

Setelah mandi, aku menunggu buka puasa. Aku mengisi waktu menunggu buka dengan mengaji sebagai ganti mengaji tadarus malam hari. Kami sekeluarga tadarus di sore hari, mengaji secara bergantian dengan menggunakan pengeras suara di musala.

Waktu berbuka, aku mengawali dengan minum teh hangat dan dilanjutkan dengan makan nasi dan tempe goreng lagi. Tempe goreng adalah lauk favoritku. Selesai berbuka, kami salat Magrib berjemaah.

Menunggu azan Isya, biasanya aku membaca buku atau ngobrol-ngobrol dan main bersama Mas Abim dan adekku, yaitu Zehran dan Dinar. Setelah terdengar suara azan Isya, kami melaksanakan salat Isya dilanjutkan dengan salat Tarawih. Aku salat Tarawih sebanyak dua puluh rakaat dan salat Witir sebanyak tiga rakaat.

Setelah salat Tarawih, aku pun menonton TV hingga aku pun tertidur nyenyak.
Inilah kegiatanku sehari-hari selama bulan Ramadan di saat musim pandemi. Semua kulakukan di rumah aja.

***

Humania Rahlil Alam (10 tahun) merupakan siswa kelas 3 MI Sunan Pandanaran (MISPA) Yogyakarta. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: rahlil_1322.