“Simalakama” Metode Menghafal Al-Qur’an

Esai Kholilah



Banyak sekali keutamaan bagi para penghafal Al-Qur’an, salah satunya derajat yang dijanjikan di akhirat kelak. Banyak orang ingin menghafal Al-Qur’an dengan cepat dan mantap. Alasannya beragam, dari keinginan sendiri hingga tuntutan orang tua.

Dewasa ini, banyak metode disuguhkan dan terbukti efisien untuk para penghafal Al-Qur’an. Namun, berhati-hati dalam pemilihan metode juga diperlukan.  Metode menghafal sangat berperan dalam masa penjagaan hafalan itu sendiri.

Seperti kita ketahui, pondok-pondok salaf sering menggunakan metode talqin. Ada juga metode annur yang bisa diterapkan secara autodidak dalam keseharian, cukup dengan buku panduan yang ramai di pasaran.  Oleh sebab itu, muridin (orang yang berkeinginan) dilanda “simalakama”.  Manakah yang lebih baik dan efisien? Atau mana yang lebih mudah penerepannya?

Sebenarnya, tidak bisa dijadikan alasan untuk membuat kita menunda keinginan mulia tersebut. Tidak banyak dari para penghafal yang menghafal tanpa metode khusus, tetapi juga tidak sedikit yang sukses dengan metode yang akurat.

Sedang masalah mana yang lebih tepat, dapat dikembalikan pada individu masing-masing. Kadar kemampuan dan cara yang disukai setiap individu itu berbeda-beda.

Menurut saya bagi para muridin (orang yang berkeinginan) tidak usah lama-lama dirundung kegelisahan tersebut. Selama metode yang digunakan sudah banyak mencetak kader penghafal yang baik dengan pembimbing yang baik pula, insyaallah akan mencapai apa yang diinginkan.
Selamat menghafal!

***

Kholilah (18 tahun) merupakan santri Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Penulis dapat ditemui lewat Facebook dengan nama: khulailah atau Instagram dengan nama: Bihurin_in.