Cerita Zain Hibatullah (16 Tahun)
Ada dua tong, satu tong rusak dan satu tong bagus.
Suatu hari, Pak Tani membawa kedua tong tersebut untuk mengambil air. Tong rusak merasa sedih karena airnya selalu tumpah. Tong bagus pun mengejek tong yang rusak.
Hari terus berlanjut, tong rusak pun sedih karena air selalu habis saat di perjalanan. Namun anehnya, Pak Tani terus memakainya tanpa mengeluh. Lama-kelamaan, tong bagus terus-menerus mengejek tong rusak.
Lalu suatu hari, tong rusak bertanya kepada Pak Tani, “Kenapa Pak Tani tidak membuang diriku saja?” Pak Tani tidak memedulikannya dan terus memakainya.
Sampai suatu hari, tong rusak tidak sabar dan terus bertanya kepada Pak Tani. Ia tidak kuat karena terus diejek oleh tong bagus. Lalu Pak Tani menjawab, “Kamu akan mengetahui sendiri kebaikan apa yang sudah kau perbuat.”
Tong rusak mulai berpikir kebaikan apa yang sudah dirinya perbuat. Tong rusak pun mulai tidak memedulikan ejekan dari tong bagus. Tong rusak lebih memikirkan perkataan dari Pak Tani. Ia dibuat mati penasaran oleh perkataan dari Pak Tani.
Lama-kelamaan, tong rusak sudah tidak sedih lagi diejek oleh tong bagus. Ia percaya bahwa dirinya sudah berbuat kebaikan. Setelah berbulan-bulan berlalu, tong rusak diberitahu oleh Pak Tani tentang kebaikan yang dirinya perbuat.
Tong rusak sangat terkejut melihat bahwa jalanan yang biasanya sangat jelek sekarang berubah menjadi bagus dan asri. Semua itu berkat tumpahan air dari tong rusak ke jalanan. Berkat tumpahan air, jalanan tersebut dipenuhi tumbuhan yang bagus dan hijau.
***
Zain Hibatullah (16 tahun) merupakan santri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Berbah, Sleman. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: @zainn.co.