Tugas Seorang Mudabbir

Esai Khairan Rafi

Hei, bangun! Subuh, subuh!” teriak mudabbir membangunkan anak kamarnya. Masih dengan rasa kantuk, kami langsung menuju masjid yang tidak jauh dari asrama.

Mudabbir merupakan pengurus asrama para santri senior. Sambil menggedor pintu, mereka berkata dengan suara keras, “Qum, Qum (bangun-bangun)!”  Lalu, berlanjut dengan hitungan, “Wahid, istnani, wan nishf ….”

Sontak, sebagian penghuni kamar 7 bangun dari tidur singkat malam. Kebiasaan tidur para santri masa itu sekitar pukul 22.30 dan harus bangun untuk persiapan salat Subuh berjemaah.

Beberapa mudabbir terkadang mengibaskan sajadah. Sajadah sengaja digulung menyerupai cemeti untuk dikibaskan ke badan-badan santri yang enggan membuka matanya. Proses membangunkan santri jadi terasa begitu singkat, hanya butuh waktu tiga sampai lima menit. Setelah itu, seluruh penghuni kamar sudah sibuk dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Setelah salat jemaah Subuh selesai, para santri mengikuti kegiatan pemberian mufradat (kosakata). Para santri keluar dari masjid sambil berlari menuju asrama. Seringnya, beberapa teman sengaja berlari kencang dengan tujuan sekadar dapat memejamkan mata barang tiga sampai lima menit di kamar. Mereka tidur sekalian menunggu para mudabbir datang dengan papan mufradat-nya.

Pukul 07.00, para santri bersiap-siap untuk pergi ke kelas dengan pakaian rapi. Buku dan peralatan sekolah lainnya cukup dijinjing. Tidak ada tas yang disandang seperti anak kuliahan sehingga memudahkan proses belajar. Belajar menjadi terasa bebas, tidak kaku, dan terasa menyenangkan.

Selepas salat Asar berjemaah, kegiatan di asrama dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an. Beberapa mudabbir menemani dan melakukan pengawasan. Berkat ketulusan dan keikhlasan mereka,  pada santri menjadi disiplin. Para mudabbir itu sudah kuanggap seperti kakak sekaligus guru yang peduli dengan kelemahan-kelemahan adik-adiknya.

***

Khairan Rafi (14 tahun), santri PP Jeumala Amal Lueng Putu sekaligus siswa kelas 2 MTs  Pidie Jaya. Penulis berasal dari Mereudu, Pidie Jaya, Aceh dan dapat ditemui lewat Facebook: khairan rafi atau Instagram: khairan_1645.