Wali Santri dan Kebimbangan Rezeki

Esai Muhammad Maykur

Ketika seorang anak menuntut ilmu di pesantren, sering kali orang tua cemas dengan persoalan biaya. Nafkah yang harus diberikan kepada anaknya, seperti biaya pesantren, uang makan, dan biaya lainnya, seolah menghantui bagi orang tua ketika mengirim putra-putrinya ke pesantren.

Padahal Nabi Muhammad saw. bersabda,

من تفقه في دين الله عز وجل كفاه ما اهمه ويرزقه من حيث لا يحتسب.

“Barang siapa yang belajar tentang agama Allah Swt. maka Allah Swt. akan mencukupi apa yang ia inginkan dan memberinya rezeki dari rezeki dari jalan yang ia tak diduga.”

Wali santri seharusnya tidak bimbang menitipkan anaknya ke pesantren. Mereka diawasi dan dididik dengan baik oleh sang kiai. Bahkan, wali santri sudah melaksanakan amanah dari Allah Swt. dalam hal kewajiban mendidik anaknya. Wali santri tidak selayaknya mengkhawatirkan masalah yang sudah dijamin oleh Allah Swt.

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah pernah berkata:

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apa pun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah—dengan hikmah-Nya—berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti—dengan rahmat-Nya—membukakan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.”

Jadi, sudah selayaknya orang tua meyakinkan diri, juga memasrahkan urusan rezeki anaknya, kepada Allah Swt.

Allah adalah Sang Mahakaya dan pemberi rezeki. Orang tua hanyalah pengantarnya.

Semoga tulisan ini menjadikan perhatian untuk para wali santri.

حسبنا الله ونعم الوكيل ..نعم المولى ونعم النصير.

***

Esai karya Muhammad Maykur, biasa dipanggil Maskur. Santri PP Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah dan berasal dari kampung Serdang, Mekarjaya, Lampung Timur, Lampung. Penulis dapat ditemui lewat Facebook dan Instagram dengan nama: Mas keyShin.