Yasin di Tengah Puasa dan Wabah Corona

Esai Nadzif Fikri Abady

Bulan puasa tampaknya tidak lengkap tanpa aktivitas membaca Al-Qur’an (tadarusan). Keluarga saya di rumah pun meluangkan waktu setelah Tarawih untuk membaca minimal 1 juz setiap malam.

Setiap anggota keluarga membaca dan menyimak satu sama lain, kecuali Nenek yang hanya menyimak saja. Tanpa saya tanya, beliau nyeletuk bahwa penglihatannya sudah mulai terganggu dan sulit untuk membaca walaupun dengan mushaf yang berukuran besar.  Hal berbeda ketika membaca surat Yasin (yasinan) setiap malam Jumat. Tanpa melihat mushaf pun, beliau dapat melantunkannya dengan baik.

Beliau memang hafal surat Yasin. Saya kira mayoritas para orang tua kita, terutama yang hidup di desa sangat familier bahkan hafal surat tersebut. Banyak orang menghafalnya, mulai dari yang sangat fasih membaca hingga yang sangat minim bacaan Al-Qur’annya. Mereka sering membacanya dalam ritual-ritual keagamaan di tengah masyarakat, seperti peringatan haul, tahlilan bahkan kegiatan yasinan itu sendiri.

Ketika menunggu buka puasa, aku sempat membongkar dan mencari buku bacaan di lemari. Aku menemukan kitab karya Syaikh Hammami Zadah berjudul Tafsir Surat Yasin cetakan Maktabah al Hidayah Surabaya. Pada halaman pertama, beliau menjelaskan panjang lebar tentang kata يس dari aspek gramatikal bahasa, kategori surat, qiroah, asbabun nuzul, dan keutamaan membacanya.

Keutamaan surat Yasin beliau singgung dengan mengutip hadis nabi:

أكثروا قراءة هذه السورة فإن فيها خصائص كثيرة

“Hendaklah kalian memperbanyak membaca surat ini, sebab di dalamnya terkandung banyak kekhususan (keutamaan).”

Kemudian, Syaikh Hammami Zadah memaparkan beberapa syarah tentang hadis tersebut, yakni siapa yang membaca surat ini akan dipermudah hajatnya, akan dihilangkan kekhawatirannya, akan diamankan hidupnya. Apabila dibacakan atas orang yang sedang sakaratul maut maka akan diturunkan malaikat sejumlah huruf surat tersebut yang mendoakan, memohonkan ampun, menyaksikan pemandian hingga mengiringi jenazahnya. Jika dihaturkan kepada orang yang meninggal akan diringankan dari siksa kubur.

Jika kita mencoba melihat kondisi hari ini, bagi orang yang sedang lapar kemudian membaca surat ini dengan menghadirkannya dalam hati maka akan dianugerahi rasa kenyang. Hal ini merupakan fadilah yang mungkin relevan bagi teman-teman yang sedang berpuasa apalagi ketika lupa sahur, misalnya.

Berkat kemuliaan surat Yasin, jika dibacakan dalam suatu negeri maka Allah akan menghilangkan dari kesulitan, kemarau, bala, bahkan wabah penyakit bagi negeri tersebut. Oleh sebab itu, suasana Ramadan dengan kondisi wabah virus corona (covid-19) ini, menghidupkan surat Yasin merupakan wujud ikhtiar kita. Yasin menjadi salah satu doa yang dapat dilakukan untuk menghadapi kondisi yang tidak menentu ini.  Akhirnya, selamat menunaikan ibadah puasa.

9 Ramadan 1441 H


***


Nama: Nadzif Fikri Abady (21 tahun) merupakan Alumni PP. Nurul Jadid dan sedang belajar di PP. Sunan Pandanaran Yogyakarta. Penulis dapat ditemui lewat Instagram dengan nama: Nadziffikri.