Si Ayu dari Wetan dan Kulon

Cerita Auliya Zahroh

Di desaku, ada sebuah jembatan sederhana tetapi cantik, seperti namanya, yaitu Jembatan Ayu. Walaupun namanya sederhana, jembatan itu mempunyai filosofi tersendiri. Jembatan Ayu sudah lama berdirinya dan menghubungkan dua desa, yaitu desa wetan dan desa kulon. 

Dulunya, Jembatan Ayu terbuat dari beberapa bambu hijau yang dijadikan satu. Kini, sudah menjadi jembatan yang lebih cantik dengan warna dominan putih dan sentuhan warna hitam juga merah. Warna tersebut, sudah menjadi ciri khas jembatan ini.

Jembatan tersebut terkenal dengan keindahannya, tetapi banyak menyimpan cerita mistis. Konon, dinamai dengan Jembatan Ayu karena di sana tinggal dua bidadari yang sangat cantik. Bidadari itu memiliki selendang ajaib yang mampu menarik orang masuk ke dalamnya. Bidadari itu memiliki paras yang cantik juga memiliki kulit putih yang bersih. Bidadari itu tinggal di bawah pohon bambu yang rindang, tepat di samping jembatan itu berdiri.

Pernah suatu hari, sekitar bakda isya, ada seorang perempuan yang rumahnya dekat jembatan itu tiba-tiba menjerit dengan kencang. Alhasil, warga pun langsung mendatangi tempat perempuan itu menjerit. Perempuan itu masih menjerit tanpa henti. Warga pun berusaha menenangkan perempuan itu, tetapi hasilnya nihil. Perempuan tersebut masih saja menjerit.

Setelah sekian lama tak kunjung sembuh, mereka akhirnya memanggil seorang ustaz. Setelah menunggu cukup lama, ustaz pun datang. Anehnya, ustaz tersebut hanya memandanginya dan tak lama terus pergi. Semua orang terheran-heran. Namun anehnya, kepergian Pak Ustaz justru membuat  perempuan itu menjadi sadar kembali.

Konon katanya, jin yang masuk pada perempuan tersebut adalah salah satu dari bidadari.

***

Auliya Zahroh merupakan santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Cigaru Majenang, Cilacap. Penulis dapat ditemui lewat Facebook dengan nama: Auliya Zahroh.